2/05/2009

AYAH SAYA MEMILIH GONTOR

BERBEKAL motivasi, Syaripudin Basyar kecil berangkat ke Ponorogo, Jawa Timur, untuk mengenyam pendidikan di Pondok Modern Gontor. Ternyata, keputusan mondok di Gontor itu bukanlah pilihan asal-asalan. "Ayah saya survei dulu. Ada enam pondok yang disurvei beliau," kata Syaripudin.
Enam pesantren yang disurvei H. Basyarudin--ayah Syaripudin Basyar-- itu tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura. "Akhirnya, ayah saya memutuskan ke Gontor," ujar Syaripudin mengenang kejadian 27 tahun lalu itu.
Akhirnya, ia melangkahkan kaki ke pondok pesantren itu. Rasa rindu kepada ibunya, Hj. Siti Aisyah lambat laun terobati dengan asyiknya belajar dan ngaji di pesantren itu. "Tak terasa, enam tahun saya di sana," ujar suami Asnah Yusfit ini.

Sebagai anak sulung, Bung--begitu sapaan Syaripudin di keluarganya--tidak sempat berleha-leha. Tidak ada privilese untuk dia sebagai putra pertama di keluarga. "Ini benar-benar memotivasi saya. Seperti orang Lampung kebanyakan, ayah saya memang keras dalam hal agama dan pendidikan. Ini juga yang mengantar bisa seperti ini," kata ketua Ika PMG Lampung yang juga staf pengajar di Program Pascasarjana IAIN Radin Intan Bandar Lampung.
Sosok ayah memang begitu besar memengaruhi Syaripudin. Ayahnya yang membuat dia terpacu terus bertahan di Gontor.
Walaupun petani tamatan sekolah sekolah rakyat, ayah Syaripudin gemar membaca surat kabar. "Selain suka ngebaca, ada yang dicari beliau. Itu...perkembangan harga komoditas," kata dia.
Sang ayah jualah yang mengenalkan Syaripudin dengan koran. "Sampai akhirnya menurun ke anak-anak saya. Sekarang ini, setiap koran datang, itu kami rebutan ngebaca-nya. Ha ha ha...!"

0 Comments:

Post a Comment



Comment Box


ShoutMix chat widget

Banner

PuskomSTAINMetro Awan


Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. (Khalifah ‘Umar)
Template by Abdul Munir | Blog - Layout4all